Halaman

Minggu, 31 Maret 2013

MERASA CUKUP DENGAN ALLOH


Jika manusia merasa cukup dengan dunia, maka hendaknya engkau merasa cukup dengan Alloh. Jika mereka berbangga dengan dunia, maka berbanggalah engkau dengan Alloh. Jika mereka merasa tenang dengan orang-orang yang mereka cintai, maka jadikanlah ketenanganmu dengan Alloh. Jika mereka berusaha mengenal dan mendekati raja-raja dan para pembesar mereka untuk meraih kemuliaan dan derajat yang tinggi, maka usahakanlah mengenal dan mencintai Alloh niscaya engkau mendapatkan puncak kemuliaan dan derajat yang tinggi.

Suami Istri Dunia Akhirat


Telah dimaklumi, kehidupan dunia adalah fana. Dan yang kekal ada di akhirat. Maka segala hal yang ada di dunia ini bersifat sementara dan akan binasa. Demikian pula berbagai hubungan yang dibangun di dunia ini, semuanya akan terputus, kecuali memang jika ada faktor penyebab yang akan melanggengkan hubungan itu sampai di akhirat.

Iya, faktor penyebab pertama dan utama sekaligus sebagai syarat untuk melanjutkan hubungan yang telah terjalin di dunia, adalah keimanan, tauhid dan ketakwaan. Karena tanpa adanya hal ini, hubungan apapun yang terjalin di dunia, akan berubah menjadi permusuhan di akhirat kelak.


Sabtu, 30 Maret 2013

Dosa Besar dalam Islam

Dosa-dosa besar dalam Islam seperti yang tersebut dalam Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad. Syamsuddin Adz-Dzahabi (شمس الدين الذهبن) dalam kitab Al-Kabair (Dosa-dosa Besar) menguraikan secara rinci perbuatan dosa yang masuk dalam kategori dosa besar lengkap dengan dalil-dalil dari Quran dan hadits. Di sini, hanya 5 (lima) dosa besar yang dicantumkan yang kami anggap sangat penting. Kelima dosa besar yang dicantumkan di bawah tidak termasuk syirik. Karena syirik sama dengan kufur yang berarti keluar dari Islam. Ketika seseorang keluar dari Islam, maka tidak ada lagi bahasan dosa.

Rabu, 27 Maret 2013

MenyakitiMu


بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku …
Apa hukumanmu kepada seorang yang engkau amanahkan  sebagian  hartamu agar ia mengelolanya dengan cara yang telah disepakati, lalu ia mengingkari hartamu itu?
Jika engkau berkuasa dan sanggup untuk menghukumnya, apa yang akan engkau lakukan kepadanya?
Apa hukumanmu kepada seorang yang melanggar kehormatan rumahmu, dan merusak harga diri serta hartamu?
Apa yang akan engkau lakukan kepadanya, kalau engkau mempunyai kekuatan dan kemampuan?
Apa hukumanmu kepada seorang yang mengintip-intip aib rumahmu, mengintai keluargamu dari celah pintu?

Minggu, 17 Maret 2013

Mereka yang Terlaknat dalam Islam


1. Iblis

Allah ta’ala berfirman :
قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ * قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya laknat itu tetap menimpamu sampai hari kiamat" [QS. Al-Hijr : 33-35].

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ * قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ * َخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ * قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ * وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya laknat-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan" [QS. Shaad : 75-78].

Sabtu, 16 Maret 2013

DIA yang Selalu Sibuk


Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS Ar Rahman :29)

Allah memuji dirinNya dengan sifat yang menunjukkan kekuasaan dan bahwa segala sesuatu telah terjadi  melainkan dengan izinNya.

Setiap saat Dialah yang menentukan, menurunkan dan mengangkat, memberi dan mencegah, mempersempit dan memperluas, memberi kekuasaan dan mencopotnya, mencukupi dan mengurangi, mematikan dan menghidupkan, menunjukan dan menyesatkan, membiarkan dan menguji coba.

Setiap saat Dia yang menentukan. Memberi orang fakir, memberi petunjuk orang yang bingung, menyembuhkan kan orang yang sakit, mengembalikan orang yang pergi, memberi petunjuk orang yan g sesat, mengeyangkan orang yang lapar dan memberi minum orang yang haus.

Setiap saat Dia yang menentukan. Menghancurkan orang yang melebihi batas, membuat hina orang yang durhaka, mengalahkan orang yang kafir, merendahkan musuh, menolong oprang yang dikasihiNya, menjaga orang yang salih, menolong orang yang butuh pertolongan, mengabulkan oang yang berdoa, menjaga orang yang dizalimi, memberi orang yang meminta, menyayangi mayat, megentaskan orang yang kkema musibah, menghancurkan kebatilan, dan mendukung kebenaran.

Setiap saat Dia yang menentukan. Mengganti malam dengan siang, mengirim kilat yang hampir menyambar pandangan orang, menjalankan kapal-kapal di lautan, menjaga par musafir dari kekhawatiran.

Setiap saat Dia yang menentukan. Dia menghilangkan kesusahan, menhyelesaikan urusan, mengampuni dosa dan kesalahan, melepaskan dan mengikat, mendahulukandan mengakhirkan, memberi pahala orang yang taat, menyayangi orang yang luput, menutupi orang yang berdosa.

Setiap saat Dia yang menentukan. Dia yang menumbuhkan biji-bijian,  mengetahui apa yang ada pada kandungan, menulis ajal, menghitung amal, menurunkan rezeki, melepaskan belenggu, memberi makan orang yang ada di daratan dan lautan, menjaga para musafir, mengetahui mata yang berkhianat dan apa yang tersimpan dalam hati.

Setiap saat Dia yang menentukan. Dia mengetahui rahasia-rahasia, mengetahui apa-apa yang ada dalam dada, mengabulkan doa orang yang terpaksa, menyelamatkan dari mara bahaya, menunjukkan dari kesesatan, membuat orang yang buta bisa melihat, dan memberi petunjuk orang yang kebingungan.

Sesungguhnya orang yang memandang dunia dengan  pandangan yang cermat dan berpikir tentang makhluk dan apa yang terjadi di bumi, orang itu akan takjub dengan kebesaran Tuhan yang Maha esa, keluasan ilmu dan pengawasan Allah SWT . Setiap gerakan diketahui , setiap lafal dihitung, setiap titik, kertas, daun atau buah terawasi. Dunia yang dipenuhi oleh hidup ddan mati, kaya dan miskin, baik dan buruk, damai dan perang, hidayah dan kesesatan, sehat dan sakit, semua terjadi ats izin Allay yang tidak samar bagiNya sesuatu yang samar. Maka Dia tidak bingung atas berbagai  perka a dan bahasa, dan ada satupun gerakan yang terlepada dari Nya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. Semua itu tidak mengurangi anugrah serta kebaikanNYa yang tersebar kemana-mana.

Dunia begitu penuh dan sibuk dengan pembangunan, produksi, perkawinan, reproduksi, persetujuan, perbedaan, damai, perang, jual beli, transportasi , sadar dan terlelap, hidup dan mati. Tetapi Allah lebih sibuk dari semua itu. Yang mengherankan adalah semua itu diketahui oleh Dzat Yang Maha Esa dan tempat bergantungnya segala sesuatu dan berjalan ats takdir dan pengaturannYa.  Bersyukur Tuhan kita adalah yang tidak pernah tidur dan mengantuk, sehingga kita yakin akan selalu penjagaan dan pemeliharaanNya. Tuhan yan g tidak pernah  kalah dan tunduk kepada makhluk bahkan  disalib! Allahu Akbar…

(Dr. Aidh Al qarni)

Selayaknya Baju


Seseorang tidak akan tahu bajunya kotor ataukah tidak; kecuali dengan dua syarat:

1. Ia TAHU dan dapat membedakan “apa itu kotor” dan “apa itu bersih”
2. Setelah ia tahu, maka ia senantiasa memperhatikan bajunya (dari terkotori kotoran atau tidak), dan kemudian senantiasa membersihkannya, serta terus menjaganya dari hal-hal yang mengotorinya.

Maka hendaknya kita perlakukan hal yang sama terhadap hati dan amal kita…
Sudahkah kita memperlakukannya kepada hati dan amal kita? adakah kita senantiasa memperhatikan dan menjaga hati dan amal kita?

Betapa sering kita dapati su’uzhan (terhadap orang yang tidak layak); bahkan kita biarkan hal tersebut menumpuk dalam hati kita, disebabkan kita tidak berusaha menghilangkannya?

Betapa sering kita dapati kedengkian dalam hati kita terhadap orang lain; bahkan kita biarkan hal tersebut menumpuk dalam hati kita, disebabkan kita tidak berusaha menghilangkannya?

Berapa banyak amalan kita yang terkotori dengan syirik ashghar (riya/sum’ah/ujub/takabbur), disebabkan kita tidak memperhatikan hati kita ketika kita hendak/sedang/telah melakukan amalan?

Betapa banyak amalan syirik/kufur akbar yang kita jatuh kedalamnya (sedangkan kita tidak menyadari), disebabkan hati kita jauh dari ilmu?!

Tidak tahukah kita akan “efek samping” dari banyaknya penyakit-penyakit hati yang senantiasa kita biarkan mengaung dalam hati? ketahuilah, segala penyakit itu akan berimbas kedalam amalan-amalan kita..

Tidak tahukah kita akan “efek samping” dari banyaknya amalan rusak yang dianggap remeh?! ketahuilah, ia hanyalah akan semakin merusakkan hati..

Jika su’uzhan (tanpa dasar) kita biarkan dalam hati.. maka hati akan mendorong kita untuk mengucapkannya.. dan ketahuilah perkataan yang hanya berdasar dengan prasangka adalah sedusta-dustanya ucapan (sebagaimana disabdakan nabi)..

Jika kedengkian dibiarkan dalam hati, maka kedengkian tersebut akan nampak dalam lisan dan amalan kita.. sehingga akan mewariskan lisan yang sering berdusta; dan juga meng-ghibah, namiimah serta berbagai perbuatan zhalim terhadap orang yang ia dengki..

Bagaimana lagi jika kesyirikan ashghar yang senantiasa dibiarkan dalam hati ?! tidak takutkah kita bahwa hal tersebut akan membawa kita kepada kesyirikan akbar, yang dapat mengeluarkan kita dari agama?!

Dan ketahuilah, orang yang terbiasa tidak memperhatikan hatinya.. maka ia tidak lagi peduli dengan amalan yang ia tampakkan.. atau mungkin akan melakukan pembenaran demi pembenaran dari kerusakan amalnya tersebut..
Sebagaimana halnya orang-orang yang tidak memperhatikan amalan-amalannya; hanyalah semakin memperparah penyakit didalam hatinya…

Mungkin kita lebih memperhatikan amalan orang lain, daripada memperhatikan amalan kita, sehingga kita lupa memperhatikan dan memperbaiki amalan kita… mungkin kita terlalu sering MENGIRA-NGIRA isi hati seseorang, sehingga kita lupa dengan apa yang ada dalam hati kita…
Hal ini bukanlah untuk menihilkan nasehat sesama muslim, apalagi nasehat terhadap orang yang dibawah tanggung jawabnya (anak/istri/murid)… tidak sama sekali…
Akan tetapi hendaknya semangatmu untuk memperbaiki dirimu, SEBAGAIMANA semangatmu untuk memperbaiki orang lain…

Engkau inginkan DIRIMU BAIK, kemudian engkau menginginkan hal yang sama terhadap orang lain sebagaimana engkau ingin dirimu baik… inilah yang diajarkan dalam islaam..
Maka jangan sampai berpemahaman “engkau inginkan orang lain menjadi baik, tapi engkau lupa terhadap dirimu sendiri”… ini adalah pelecehan terhadap dirimu sendiri…

Ketahuilah… telah berkata maimun bin mahran:
“Seorang hamba TIDAK TERMASUK golongan orang-orang bertakwa, SAMPAI IA MENGOREKSI DIRINYA (SENDIRI) MELEBIHI DARI KOREKSINYA TERHADAP REKANNYA…”
Semoga bermanfaat

Sumber:
http://abuzuhriy.com

Kamis, 14 Maret 2013

Empat Golongan Penyebab Hilangnya Islam


Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

وقال محمد بن الفضل الصوفي الزاهد ذهاب الاسلام على يدي اربعة اصناف من الناس صنف لا يعملون بما يعلمون وصنف يعملون بما لا يعلمون وصنف لا يعملون ولا يعلمون وصنف يمنعون الناس من التعلم قلت الصنف الاول من له علم بلا عمل فهو اضر شيء على العامة فإنه حجة لهم في كل نقيصة ومنحسة والصنف الثاني العابد الجاهل فإن الناس يحسنون الظن به لعبادته وصلاحه فيقتدون به على جهله وهذان الصنفان هما اللذان ذكرهما بعض السلف في قوله احذروا فتنة العالم الفاجر والعابد الجاهل فإن فتنتهما فتنة لكل مفتون فان الناس إنما يقتدون بعلمائهم وعبادهم فإذا كان العلماء فجرة والعباد جهلة عمت المصيبة بهما وعظمت الفتنة على الخاصة والعامة والصنف الثالث الذين لا علم لهم ولا عملوإنما هم كالانعام السائمة والصنف الرابع نواب ابليس في الارض وهم الذي يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين فهؤلاء اضر عليهم من شياطين الجن فانهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه فهؤلاء الاربعة اصناف هم الذين ذكرهم هذا العارف رحمة الله عليه وهؤلاء كلهم على شفا جرف هار وعلى سبيل الهلكة وما يلقى العالم الداعي الى الله ورسوله ما يلقاه من الاذى والمحاربة الا على ايديهم والله يستعمل من يشاء في سخطه كما يستعمل من يحب في مرضاته إنه بعباده خبير بصير ولا ينكشف سر هذه الطوائف وطريقتهم إلا بالعلم فعاد الخير بحذافيره الى العلم وموجبه والشر بحذافيره الى الجهل وموجبه

“Telah berkata Muhammad bin Al-Fadhl Ash-Shuufy Az-Zaahid : Hilangnya Islam itu disebabkan oleh empat golongan manusia :

1. Orang yang tidak beramal dengan apa-apa yang ia ketahui.

2. Orang yang beramal dengan apa apa-apa yang tidak ia ketahui (beramal tanpa ilmu).

3. Orang yang tidak beramal dan juga tidak berilmu.

4. Orang yang menghalangi manusia untuk belajar menuntut ilmu.

Aku (Ibnul-Qayyim) berkata :

Golongan Pertama, adalah orang yang mempunyai ilmu namun tidak mau beramal. Mereka ini lebih berbahaya terhadap masyarakat, sebab ia menjadi hujjah bagi mereka dalam setiap kekurangan dan kesulitan.

Golongan Kedua, adalah ahli ibadah namun bodoh (jahil). Manusia berprasangka baik dengannya karena ibadah dan kebaikan yang dilakukannya. Maka mereka pun mengikutinya disebabkan atas dasar kejahilan yang dilakukan oleh orang tersebut.

Kedua golongan di atas telah disebutkan oleh sebagian ulama salaf dengan perkataan mereka : ”Hati-hatilah terhadap seorang ’alim yang fajir dan seorang ahli ibadah yang jahil, karena fitnah keduanya merupakan fitnah bagi setiap orang yang terfitnah”. Sesungguhnya manusia itu akan mengikuti ulama dan ahli ibadah di kalangan mereka. Apabila ulama itu adalah seorang yang fajir (senang bermaksiat) dan ahli ibadah itu adalah seorang yang jahil, maka meratalah musibah (bagi manusia) akibat keduanya. Menjadi besarlah fitnah, baik bagi kalangan tertentu dan juga masyarakat awam.

Golongan Ketiga, adalah orang yang tidak berilmu lagi tidak beramal yang mereka ini seperti binatang ternak.

Golongan Keempat, adalah para utusan Iblis di muka bumi yang (bertugas) melemahkan semangat manusia dalam menuntut ilmu dan ber-tafaqquh fid-diin (mendalami ilmu agama). Mereka ini lebih berbahaya dibandingkan syaithan-syaithan dari golongan jin. Mereka senantiasa memberikan tipu muslihat antara hati-hati manusia dan petunjuk/jalan Allah (yang lurus).

Keempat golongan yang disebutkan oleh Muhammad bin Al-Fadhl – rahmatullaahi ’alaih –, kesemuanya berada pada tepi jurang dan di atas jalan kebinasaan. Dan tidaklah akan ditemui suatu bahaya dan permusuhan yang menimpa seorang yang ’alim yang menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali disebabkan oleh (kejahatan) tangan-tangan mereka. Allah akan menjadikan siapapun yang dikehendaki-Nya (untuk beramal dengan amalan) yang menjadi sebab kebencian mereka terhadapnya sebagaimana Dia akan menjadikan orang yang Dia cintai untuk beramal dengan apa-apa yang menjadi keridlaan-Nya. (Allah ta’ala telah berfirman : ) ”Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-Nya lagi Maha Melihat” (QS. Asy-Syuuraa : 27). Tidak ada yang dapat menyingkap rahasia dan thariqah golongan-golongan ini kecuali dengan ilmu. (Dengan hal itu), maka kembalilah kebaikan dengan segala unsurnya kepada ilmu dan segala pendorongnya; dan kembalilah kejelekan dengan segala unsurnya kepada kebodohan dengan segala pendorongnya pula”.

[SUmber: Miftaah Daaris-Sa’aadah oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, 1/160-161; Daarul-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut - Abu Al-Jauzaa’, http://abul-jauzaa.blogspot.com].

Semoga kita tidak termasuk salah satu di antara empat golongan tersebut.....

Rabu, 13 Maret 2013

Tidak Boleh Merusak Kepemimpinan Suami


Diriwayatkan dalam sebuah hadis :

Dari Abi Bakrah, dari nabi SAW, sabdanya ,” Binasalah kaum laki laki yang mentaati para wanitanya.” (HR Ahmad dan Thabarani)

Unit keluarga adalah tempat pembinaan kehidupan bermasyarakat yang utama dan pertama. Tulang punggung lalu lintas keluarga adalah suami isteri. Karena itu, penegakkan disiplin kepemimpinan dalam keluarga sangat mutlak. Inilah ide atau fikiran dasar yang harus dihayati lebih dahulu oleh setiap unit keluarga.

Sebenarnya apa tujuan manusia bersuami isteri itu? Apakah sekadar untuk penyaluran nafsu biologis dan tidak kesepian saja? Apakah seorang wanita mau menjadi isteri karena ia ingin terlihat sebagai wanita yang laku atau supaya tidak dicemooh di masyarakat?

Allah ciptakan manusia berpasangan adalah untuk mengisi dunia ini sebagai kesempurnaan ciptaanNya. Fungsi dan posisi manusia di dunia ini adalah sebagai khalifatullah. Lalu apa pengertian khalifatullah itu? Apakah yang menjadi khalifatullah itu hanya laki laki saja, wanita saja atau laki laki bersama wanita ?

Menjadi khalifatullah itu artinya menjadi pengelola, pengurus dan pemakai seluruh fasilitas di dunia ini untuk dijalankan sesuai dengan syariatNya. Hal ini berarti manusia bertanggung jawab atas baik dan buruknya keadaan dunia ini, baik keadaan fisik, yaitu alam lingkungan maupun psikis, yaitu kondisi masyarakat.

Karena itu, untuk menunaikan tugas khalifatullah itu perlu adanya tata manajemen yang baku sesuai fitrah yang Allah ciptakan sejak asal mulanya. Bagaimana ketetapan Allah tentang tatanan masyarakat manusia ini ? siapa yang Allah tetapkan sebagai kepala? Dalam QS AnNisa 34 Allah tegaskan bahwa yang menjadi kepala, pemimpin adalah kaum lelaki. Dengan sangat jelas Allah kisahkan perjalanan sejarah manusia sejak Adam As, bahwa yang selalu diangkat menjadi utusan Allah adalah laki laki, sekali kali tidak pernah wanita.

Apakah Allah itu bertindak diskriminatif? Sebenarnya ukuran dan patokan apakah yang anda gunakan untuk menilai Allah itu pilih kasih? “ Ya, karena yang dipilih jadi kepala, ketua atau pemimpin hanya laki laki saja.” Kalau itu alasan anda, mengapa anda tidak mengatakan bahwa Allah juga pilih kasih dalam memperlakukan makhluk lainnya? Mengapa sapi boleh dipotong dan disantap oleh manusia, sedangkan manusia tidak boleh diperlakukan demikian oleh sesamanya atau oleh hewan? Mengapa hanya manusia yang Allah beri akal, sedangkan hewan tidak? Kiranya anda, sebaiknya juga menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut agar diperoleh pemikiran yang adil dalam menilai tindakan Allah.

Bukan hanya Allah itu Maha Kuasa lagi Maha Perkasa, lalu menetapkan laki laki sebagai sentral kepemimpinan, melainkan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha luas hikmahNya. MakhlukNya itu telah dirancang bangun sedemikian telitinya dan kokoh, sehingga setiap sesuatu punya tempat yang pas pada posisi dan fungsinya.

Jadi, dalam hubungannya dengan tata kehidupan suami isteri, Allah telah tetapkan bahwa isteri adalah wakil suami dan tidak boleh diputar balikkan. Sebagai isteri ia wajib menghormati posisi suami sebagai pemimpin dan tidak boleh merusak kepemimpinan itu !.

Bagaimana contoh seorang isteri merusak kepemimpinan suami itu?

Sebagai contoh , seorang isteri memutuskan membeli apa saja perabotan misalnya, padahal suaminya tidak pernah dilibatkan dan tidak diajak berunding sama sekali atau suami tidak setuju isteri membeli perabotan itu, tapi sang isteri tetap jalan terus. Tindakan isteri seperti ini sudah merusak kewibawaan suami di tengah keluarga. Dengan tindakannya itu isteri telah menciptakan ketegangan pada diri suami, bahkan membuat kepemimpinan suami hancur.

Untuk contoh yang lebih sepele, suatu saat isteri diperintah suami untuk merapikan pakaiannya tetapi ditundanya karena ingin berbincang bincang dengan temannya semasa sekolahnya dahulu. Sikap isteri ini sudah lebih jauh merusak kewibawaan suami di mata orang lain. Perbuatan seperti itu jelas menghancurkan martabat kepemimpinan suami. Nah, contoh contoh lain dapat anda cari sendiri.

Jadi, menghormati kepemimpinan suami adalah bagian dari ibadah kepada Allah dan merusak kepemimpjnan suami adalah termasuk durhaka kepada Allah. Apa sebab? Karena memang begitulah syariat islam mengaturnya.

Sumber:
http://www.eramuslim.com

Minggu, 10 Maret 2013

Memvonis orang… atau menyelamatkan orang agar terhindar dari vonis?!


Hendaknya dua pertanyaan diatas itulah yang kita tanyakan kepada diri kita, ketika kita dapati saudara kita jatuh kedalam sesuatu yang mungkar.

Apakah sikapmu terhadapnya?
- Apakah yang engkau inginkan dirinya agar tervonis?
- Ataukah yang engkau inginkan darinya adalah agar dirinya SELAMAT DARI VONIS?

Keajaiban Sholat Tahajud


“Jika matahari sudah terbenam, aku gembira dengan datangnya malam dan manusia tidur karena inilah saat hanya ada Allah dan aku.”

Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam alquran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:

1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga …

Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).

2. Amal yang menolong di akhirat …

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah).” (QS. Az Zariyat: 15-18)

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.

3. Pembersih penyakit hati dan jasmani …

Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh.” (HR. Ahmad)

4. Sarana meraih kemuliaan …

Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain.” (HR. Al Baihaqi)

5. Jalan mendapatkan rahmat Allah …

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Daud)

6. Sarana Pengabulan permohonan …

Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda,

“Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya di malam hari , ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam.” (HR. Muslim)

7. Penghapus dosa dan kesalahan …

Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.” (HR. At-Tirmidzi)

8. Jalan mendapat tempat yang terpuji …

Allah berfirman,

“Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’:79)

9. Pelepas ikatan setan …

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa.”

10. Waktu utama untuk berdoa …

Amru Ibn ‘Abasah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah! Malam apakah yang paling di dengar?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tengah malam terakhir, maka shalat lah sebanyak yang engkau inginkan, sesungguhnya shalat waktu tersebut adalah maktubah masyudah (waktu yang apabila bermunajat maka Allah menyaksikannya dan apabila berdoa maka didengar doanya)” (HR. Abu Daud)

11. Meraih kesehatan jasmani …

“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri pada Allah Swt, penghapus dosa, dan pengusir penyakit dari dalam tubuh.” (HR. At-Tarmidzi)

12. Penjaga kesehatan rohani …

Allah SWT menegaskan bahwa orang yang shalat tahajud akan selalu mempunyai sifat rendah hati dan ramah. Ketenangan yang merupakan refleksi ketenangan jiwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Allah Berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan: 63-64)

Keajaiban shalat tahajud sudah terbukti, maka bertahajudlah!

Mungkin masih banyak lagi keajaiban shalat tahajud yang mungkin terlewat dari tulisan ini. Yang pasti shalat tahajud merupakan shalat yang bagus sebagai ibadah tambahan bagi kita.

Subhanallah .. Shalat tahajud benar-benar dahsyat dalam meraih kebaikan dunia akhirat ..(Dz-Alzilzaal)

Sumber
http://www.eramuslim.com

Jumat, 01 Maret 2013

Para Penjebak dan Hasrat Untuk Mencela


Alloh Ta’âlâ menciptakan makhluk dan menjadikan mereka memiliki tabiat untuk melakukan kesalahan dan kemaksiatan, agar hamba-hamba Alloh mengetahui bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik Alloh semata. Dia tidak butuh kepada makhluk-Nya, sedangkan makhuk itu bersifat lemah dan selalu bergantung pada tuhannya. Mereka sangat butuh kepada-Nya di dalam setiap setiap gerakan maupun diamnya.
Tidaklah mungkin orang yang berakal itu mendakwakan adanya ishmah(keterpeliharaan dari dosa) dan keterbebasan (dari kesalahan), karena ini merupakan hal yang mustahil secara akal maupun syar’i. Karena itulah Alloh menjadikan taubat itu sebagai obat kemaksiatan. Barangsiapa yang bertaubat, maka Alloh akan menerima taubatnya, dan ini merupakan suatu hal yang telah disepakati oleh umat Islam semenjak zaman kenabian dahulu sampai hari ini.
Hanya saja, ada sebagian orang yang pada hari ini, yang menyandarkan diri mereka kepada ilmu -padahal mereka adalah orang yang jauh dari sebutan ini- meragukan orang yang secara terang-terangan rujuk dari kesalahannya, lantaran dia menyelisihi pendapat mereka, atau mengingkari sikap melampaui batas yang ada pada mereka dan kegemaran mereka memakan daging para ulama. Sampai-sampai sebagian mereka menyatakan bahwa Fulan itu sebenarnya tidak rujuk/taubat, karena apa yang disembunyikannya berlainan dengan yang ditampakkannya. Wahai, Maha Suci Alloh yang mengetahui hal yang ghaib, mereka masuk ke dalam urusan hati hamba, sampai-sampai menyatakan suatu perkara yang ghaib. Ini adalah suatu kebodohan yang nyata!
Inilah Nabi kita Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam yang bersabda :
إني لم أومر أن أنقب عن قلوب الناس ولا أن أشق بطونهم
“Sesungguhnya aku tidak diperintahan untuk menyelidiki tentang hati manusia dan tidak pula menyibak batin mereka.”
Beliau juga berkata kepada Usâmah yang membunuh seorang lelaki (ketika perang) setelah lelaki itu mengucapkan syahadat Lâ Ilâha illallôh :
كيف قتلته بعد أن قال لا إله إلا الله
“Bagaimana kamu bisa membunuhnya setelah dia mengucapkan Lâ Ilâha illallôh?”
Usâmah menjawab : “Sesungguhnya dia hanya ingin melindungi diri (supaya tidak dibunuh).”
Lantas Nabi menjawab :
فهلا شققت عن قلبه
“Apakah kamu telah membelah dadanya?”
Demikian pula di dalam hadits Miqdâd yang semisal, di dalam kisahnya turun firman Alloh Ta’âlâ :
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu: “Kamu bukan seorang mu’min”, dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia.” (QS an-Nisâ : 94)
‘Umar bin al-Khaththâb berkata :
من أظهر لنا خيراً أجبناه وواليناه عليه ، وإن كانت سريرته بخلاف ذلك ، ومن أظهر لنا شراً أبغضناه عليه وإن زعم أن سريرته صالحة
“Barangsiapa yang menampakkan kebaikan di hadapan kita, maka akan kita sambut dan kita berikan dia loyalitas, walaupun batinnya menyatakan lain. Dan barangsiapa yang menampakkan keburukan di hadapan kita, maka kita akan membencinya walaupun dia mengira bahwa batinnya baik.”
Betapa banyak orang yang menyia-nyiakan waktunya di dalam mengkritik Fulan dan menyebut kesalahan-kesalahannya, bahkan sampai mencari-cari dan memburu kesalahan-kesalahan terbarunya, kemudian menyebarkannya kepada masyarakat, tanpa memilah antara orang yang berilmu dengan yang jahil. Akibatnya mereka merusak hubungan diantara sesama dan menyebarkan adu domba, kemudian orang-orang jahil pun menambah-nambahi kedustaan, dengan maksud menjatuhkan (kredibilitas) seorang yang berilmu lagi pemberi nasehat ini.
Mereka menyandarkan metoda mereka yang buruk ini kepada kaum yang berafiliasi kepada ilmu, namun hal ini tidak menghalangi mereka dari penyakit hasad, yang didorong dengan alasan untuk memisahkan masyarakat dari para pengaku-ngaku. Ini adalah suatu  keburukan. Orang-orang semisal mereka ini, tidaklah memiliki teladan yang baik dan tidak pula argumentasi yang kuat, karena motivasi mereka yang jelek, yaitu hasad dan berlomba-lomba untuk mencari ridha orang lain.
Sekalipun kita menerima keilmuan pada mereka, namun penyelewengan yang ada pada mereka menyebabkan kita dapat memastikan secara yakin akan haramnya mengikuti mereka di dalam kebid’ahan ini.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbâs bahwa beliau berkata :
خذوا العلم حيث وجدتموه ولا تقبلوا قول الفقهاء بعضهم على بعض فإنهم يتغايرون كما تتغاير التيوس في الزريبة
“Ambillah ilmu darimana saja kalian dapati, dan janganlah kalian menerima ucapan ulama fikih (yang saling mencela) diantara sesama mereka, karena sesungguhnya mereka itu berpindah-pindah sebagaimana kambing yang berpindah-pindah di kandanganya.”
Mereka adalah kaum yang dikenal dengan hasratnya suka mencela, suka berburuk sangka, sering membawa suatu ucapan kepada pemahaman yang buruk, gemar menanti dan mengintai (kesalahan orang lain), merasa senang dengan kesalahan orang lain, dan gemar melakukan ghibah dan adu domba. Hanya saja penampakan mereka seperti orang yang shalih, namun pada saat mereka berkumpul, berkhutbah atau menulis, mereka akan menampakkan hakikat mereka sebagai orang rendahan. Lantas, apakah layak orang seperti mereka ini dianggap sebagai orang-orang yang melakukan perbaikan?!
[dari http://abusalma.net, Sumber : Situs Resmi Syaikh al-Baidhânî]