Halaman

Rabu, 27 Maret 2013

MenyakitiMu


بسم الله الرحمن الرحيم
Saudaraku …
Apa hukumanmu kepada seorang yang engkau amanahkan  sebagian  hartamu agar ia mengelolanya dengan cara yang telah disepakati, lalu ia mengingkari hartamu itu?
Jika engkau berkuasa dan sanggup untuk menghukumnya, apa yang akan engkau lakukan kepadanya?
Apa hukumanmu kepada seorang yang melanggar kehormatan rumahmu, dan merusak harga diri serta hartamu?
Apa yang akan engkau lakukan kepadanya, kalau engkau mempunyai kekuatan dan kemampuan?
Apa hukumanmu kepada seorang yang mengintip-intip aib rumahmu, mengintai keluargamu dari celah pintu?


Kalau urusan ini diangkat kepadamu, dan diserahkan kepadamu untuk memutuskan hukuman atas perbuatannya ini, apa hukuman yang akan engkau berikan kepada orang ini?
Saudaraku, kalau ditanyakan kepadamu kenapa engkau jatuhkan hukuman itu kepadanya?
Mungkin engkau terheran-heran dengan pertanyaan ini, dan engkau jawab, “Dia telah menyakiti diriku, keluarga dan juga hartaku”. Ya,  Apalagi yang engkau tunggu setelah perbuatanya itu? Dia berhak mendapatkan hukuman yang berat. Bahkan kalau ada lagi hukuman yang lebih berat dari itu kita tidak akan ragu untuk menjatuhkannya kepadanya.
Baiklah!
Apa hukumanmu kepada orang yang menyakiti Allah dan RasulNya?
Mungkin engkau akan berkata, siapa yang berani melakukan itu?
Sabar, jangan tergesa-gesa menghukumi saudaraku. Bisa jadi engkau termasuk orang yang menyakiti Allah dan RasulNya! (semoga saja tidak seperti itu)
Dengarkanlah firman Robbmu,
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا الأحزاب : 57
Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah melaknat mereka di dunia dan akhirat serta menyiapkan untuk mereka azab yang hina”.
Tahukah engkau bagaimana itu bisa terjadi?
Dengan mendustai Allah, dengan mencelaNya, dengan mensifatiNya dengan sifat lemah, atau menisbatkan anak kepadaNya, atau sekutu atau menandingi perbuatanNya dalam penciptaan.
Dengarkanlah hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama,
(( ما أحد أصبر على أذى سمعه من الله ، يدعون له الولد ، ثم يعافيهم ويرزقهم ))
“Tidak ada yang lebih sabar terhadap gangguan yang didengarnya dari pada Allah, mereka mengangapNya mempunyai anak, kemudian Ia membiarkan mereka dan memberi mereka rizki”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dengarkan juga hadits Nabimu shollallahu ‘alaihi wasallama tentang para pelukis (makhluk yang hidup),
(( أِشد الناس عذابا يوم القيامة الذين يضاهون بخلق الله ))
“Manusia yang paling keras azabnya di hari kiamat adalah orang-orang yang meniru-niru ciptaan Allah”. (Muttafaqun ‘Alaih)
Oleh karena itu Allah mengingatkan kita terhadap siksaNya,
﴿ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ ﴾ [آل عمران : 28]
“Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan Hanya kepada Allah kembali (mu)”.
Allah Ta’ala telah memberikan peringatan kepada kita atas kemungkaran-kemungkaran dan kekejian yang apabila seorang hamba mengerjakannya maka ia dengan perbuatannya itu telah menyakiti Robbnya.
Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,
(( ما من أحد أغير من الله ، من أجل ذلك حرم الفواحش))
“Tidak ada yang lebih cemburu dari pada Allah, oleh karena itu Ia mengharamkan perbuatan keji”. (HR. Muslim)
Wahai saudaraku yang tercinta,
Apa yang engkau lakukan kalau engkau melihat  seseorang menghentikan seorang wanita  di jalan kemudian ia menciumnya?
Jika engkau sanggup mencegahnya apakah engkau akan mencegahnya atau tidak?
Dan bagaimana pula kalau engkau bersama putrimu, apakah engkau rela ia menonton pemandangan ini dengan kedua matanya, ataukah engkau berusaha secepatnya membawanya menjauh dari pemandangan ini. Apakah engkau rela kalau putrimu adalah wanita yang dihentikan oleh laki-laki itu lalu ia melakukan perbuatan tersebut dengannya? Bagaimana kalau pemandangan ini terjadi dirumahmu?
Apa pendapatmu jika engkau mengundang laki-laki dan wanita itu kerumahmu. Apakah engkau akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat apa yang mereka inginkan, bahkan engkau kumpulkan keluargamu; istri, putra dan putrimu, ibu dan saudarimu untuk menyaksikan pemandangan ini?
Apa vonismu terhadap laki-laki seperti ini?
Jika itu memang terjadi, apa yang akan engkau katakan dan engkau perbuat?
Mungkin engkau akan mengatakan, “ini tidak sejalan dengan sifat-sifatku sebagai seorang laki-laki”.
Engkau benar, seperti ini tentu tidak diridhoi oleh seorang laki-laki yang memiliki hati dan karakter seorang laki-laki sejati membuat manusia tidak menyetujui hal seperti itu.
Akan tetapi, inilah realita yang terjadi setiap hari di kebanyakan rumah-rumah kaum muslimin. Bahkan mereka menganggap biasa hal tersebut!!
Apa beda antara yang saya gambarkan dengan apa yang ditampilkan di layar televisi di rumahmu? Janganlah berusaha untuk menipu diri sendiri, dan janganlah engkau menghiasi kebatilan!! Kenapa engkau masih saja suka menyaksikan film, sinetron dan acara tv lainnya yang tidak sepi dari kemungkaran??!! Padahal engkau telah mengetahui hukumnya!!
Apa pendapatmu?!
Apakah engkau akan mengatakan, “Ah, itukan hanya film .. sinetron”. Relakah engkau menjadi seorang dayyuts?!
Kalau putrimu atau istrimu melakukan perbuatan itu, lalu ia berkata kepadamu, “Aku hanya memerankan perbuatan itu seperti yang kami saksikan”. Mungkinkah darah mengelegak di dalam nadi-nadimu, atau cukup bagimu dia beralasan ini hanya film atau drama untuk membungkammu, kemudian engkau mengatakan kalau begitu itu bukan yang sebenarnya?!!
Saya yakin, engkau akan merasa tersakiti dengan itu.
Lantas bagaimana menurutmu orang yang menyakiti Allah Ta’ala dan RasulNya shollallahu ‘alaihi wa sallama?
Apa itu mungkin terjadi?!
Engkau dengan rokokmu yang tidak berhenti mengepulkan asap!
Engkau dengan solekan dan hiasanmu yang engkau bawa di hadapan orang-orang yang bukan mahrommu!
Engkau dengan ikhtilat (campur-baur)mu dengan wanita-wanita bukan mahrom!
Engkau dengan ghibah dan namimahmu!
Engkau dengan transaksi ribawimu!
Engkau dengan perbuatan mungkar dan maksiatmu serta mendiamkannya terjadi di depan matamu padahal engkau sanggup mengingkarinya!
Engkau ketika suka tersebarnya perbuatan keji di tengah orang-orang beriman!
Engkau dengan kelalaianmu dalam menjalankan keta’atan!
Engkau dengan penolakanmu terhadap syari’at islam!
Apakah itu tidak termasuk menyakiti Allah dan RasulNya?
Apa prasangkamu terhadap Robbmu hai saudaraku??
﴿ وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّايُشْرِكُونَ ﴾ [ الزمر : 67]
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan.
Apa prasangkamu terhadap Robbmu?!
Apakah engkau mengira bahwasanya Allah lemah dan tidak kuasa?!
Apakah engkau mengira bahwasanya Allah tidak sanggup menurunkan kepada kita hukuman atau hujan batu dari langit?
Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak melihat dan tidak mendengar?!
Apakah engkau mengira bahwasanya Allah bukan Aziz (Maha Perkasa) dan Dzu Intiqoom (memiliki pembalasan)?!
Apa yang ada dalam benakmu saudaraku, ketika engkau menentang dan menantang Robbmu serta meremehkan Kalam Robbmu?
Realitamu seolah-olah mengatakan sesungguhnya Allah tidak kuasa atasmu, aku merdeka melakukan apa saja yang kuinginkan dan kumau, tidak pantas bagi Allah untuk ikut campur urusanku!!
Apa prasangkamu hai saudaraku
Ketika engkau bersikukuh melakukan mu’amalahmu tidak sesuai dengan apa yang telah disyari’atkan Allah untuk kita?
Engkau masih saja melakukan mu’amalah ribawiyah, alasanmu hanyalah bahwasanya dunia semuanya melakukan itu, seolah-olah Robbmu harus meridhoi perbuatan manusia ini. Dan engkau masih saja dengan sikap keras kepalamu, kesombonganmu, seolah-olah engkau tidak ridho kecuali kalau engkau memusuhi dan menantang Robbmu!!
Apa yang engkau pikirkan saudaraku!
Ketika engkau masih saja larut dalam kemungkaran dan perbuatan keji yang dilarang Allah? Seolah-olah dirimu telah menganggap baik perbuatan mungkar, dan hatimu puas dengan perbuatan-perbuatan keji itu?!
Apa yang engkau tunggu dari Robbmu?!.
﴿ هَلْ يَنظُرُونَ إِلاَّ أَن تَأْتِيهُمُ الْمَلآئِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنفَعُ نَفْسًاإِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انتَظِرُواْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ ﴾ [الأنعام : 158].
Artinya, “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu Sesungguhnya kamipun menunggu (pula)”.
Terakhir .. seruanku untukmu wahai saudaraku,
﴿ وَيَا قَوْمِ اعْمَلُواْ عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ وَارْتَقِبُواْ إِنِّي مَعَكُمْرَقِيبٌ ﴾ [ هود : 93].
Artinya, “Dan (Dia berkata): “Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu.”
﴿ قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُواْ عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدِّارِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ ﴾ [ الأنعام : 135]
Artinya, “Katakanlah: “Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”
Semoga Allah Ta’ala membimbing langkah kita untuk kembali ke jalan yang lurus dan meneguhkan kita di atasnya hingga desah nafas terakhir .. amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar